KH. Amru Lajande: “Umat Islam Harus Proaktif dalam Politik, Hindari Fenomena Kotak Kosong”
Tarakan, 3 Oktober 2024 – Dalam suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilihan kepala daerah di Kalimantan Utara, Ketua Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PERSIS) Kalimantan Utara, KH. Amru Lajande, menghimbau umat Islam untuk lebih proaktif dan terlibat dalam ranah politik. Hal ini disampaikan terkait fenomena kotak kosong dan pentingnya memilih pemimpin yang berpihak kepada umat Islam.
KH. Amru Lajande menekankan bahwa politik merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan umat yang tidak boleh diabaikan. Menurutnya, kehadiran umat Islam dalam proses politik tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai bagian dari perubahan yang lebih baik.
“Umat Islam harus proaktif dalam merespon situasi politik, baik di tingkat lokal maupun nasional. Ini bukan sekadar tentang memilih pemimpin, tetapi memastikan bahwa suara umat didengar dan diperjuangkan. Kita butuh pemimpin yang benar-benar berpihak kepada kepentingan umat Islam, yang menjaga nilai-nilai agama, dan tidak sekadar berpolitik untuk kepentingan pribadi atau golongan. Karena itu, kita juga harus hindari fenomena kotak kosong,” tegas KH. Amru Lajande.
Fenomena Kotak Kosong di Kalimantan
Fenomena kotak kosong menjadi salah satu isu yang mengemuka di Kalimantan Utara, khususnya di Kota Tarakan, di mana hanya ada satu pasangan calon yang maju dalam pemilihan wali kota. Masyarakat dihadapkan pada pilihan: mendukung satu-satunya pasangan calon tersebut atau memilih kotak kosong. Menurut KH. Amru Lajande, ini adalah momen penting bagi umat Islam untuk berpikir lebih kritis dan tidak tergoda oleh ajakan memilih kotak kosong.
“Fenomena kotak kosong ini harus dilihat sebagai sinyal bahwa partisipasi umat dalam politik masih belum optimal. Ketika hanya ada satu paslon yang maju, umat harus cermat dalam melihat rekam jejak dan komitmen calon tersebut terhadap umat Islam. Jangan sampai kita absen dalam memilih, karena apapun pilihannya, keputusan politik akan mempengaruhi kehidupan kita semua, termasuk dalam hal keagamaan,” tambahnya.
Selain pemilihan wali kota, Kalimantan Utara juga akan menggelar pemilihan gubernur. KH. Amru menekankan pentingnya umat Islam untuk aktif terlibat dalam proses ini dan memilih calon pemimpin yang memiliki visi dan misi jelas untuk membangun Kalimantan Utara berdasarkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan.
Pentingnya Memilih Pemimpin Pro-Umat
KH. Amru Lajande menggarisbawahi bahwa politik adalah alat yang sangat kuat untuk mencapai tujuan keadilan dan kesejahteraan umat, jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan untuk tidak apatis dan memilih pemimpin yang memiliki keberpihakan jelas terhadap kepentingan umat.
“Islam mengajarkan kita untuk memilih pemimpin yang amanah, jujur, dan berintegritas. Jangan sampai kita salah memilih pemimpin yang tidak memiliki keberpihakan terhadap agama dan umat Islam. Inilah tanggung jawab kita sebagai warga negara sekaligus sebagai Muslim. Sebab, keputusan politik hari ini akan mempengaruhi masa depan generasi kita,” lanjutnya.
Lebih jauh, KH. Amru juga mengingatkan umat Islam untuk tidak mudah terpecah oleh isu-isu politik yang dapat memecah belah persatuan umat. Menurutnya, persatuan umat adalah kunci kekuatan dalam menghadapi tantangan politik, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Kita harus bijak dalam merespon dinamika politik dan tetap menjaga persatuan. Jangan mudah terprovokasi oleh narasi-narasi yang memecah belah umat, terutama saat pemilu. Perbedaan pandangan politik itu wajar, tetapi jangan sampai merusak ukhuwah dan persaudaraan kita sebagai umat Islam,” jelasnya.
Kolaborasi Umat Islam dalam Politik
KH. Amru Lajande juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai elemen umat Islam dalam menghadapi situasi politik. Menurutnya, ketika umat Islam bersatu dan bekerja sama, mereka akan mampu mempengaruhi kebijakan dan arah pembangunan yang lebih menguntungkan umat.
“Kolaborasi antarormas Islam, lembaga dakwah, dan tokoh-tokoh agama sangat diperlukan dalam menghadapi tahun politik ini. Umat Islam harus mampu bergerak bersama, baik dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat maupun dalam memastikan kepentingan umat diperjuangkan oleh para calon pemimpin. Ini bukan hanya tugas individu, tetapi tugas kolektif umat,” katanya.
KH. Amru Lajande juga menyerukan agar para dai dan tokoh agama memberikan pemahaman yang lebih baik kepada umat terkait pentingnya peran politik dalam kehidupan beragama. Dakwah tidak boleh hanya terbatas pada masalah spiritual, tetapi juga mencakup aspek sosial dan politik.
“Dakwah kita harus lebih luas cakupannya. Politik adalah bagian dari kehidupan yang mempengaruhi banyak aspek, termasuk kesejahteraan umat. Jadi, tugas kita sebagai dai adalah memberikan pencerahan kepada umat tentang bagaimana memilih pemimpin yang baik dan amanah sesuai dengan ajaran Islam,” tutupnya.
Kesimpulan
KH. Amru Lajande melalui pernyataannya yang tegas dan lugas menekankan betapa pentingnya peran umat Islam dalam politik, terutama dalam memilih pemimpin yang pro terhadap kepentingan umat. Di tengah fenomena kotak kosong dan pemilihan gubernur di Kalimantan Utara, umat Islam diimbau untuk tetap proaktif, bersatu, dan berpikir kritis dalam setiap langkah politik mereka.
Dengan partisipasi yang baik, umat Islam tidak hanya menjadi penonton dalam panggung politik, tetapi juga menjadi penggerak perubahan yang membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat.